Dibawah Langit
mengertilah....
yang ku tapak bukan aspal mulus
melainkan jalanan berbatu tidak menentu
langkahku terhuyung hampir terjatuh
berkali-kali menopang tubuh di pepohonan
sesekali ku menengadah
menatap hamparan langit diatas sana
berharap langit pekat mengerti arti hidupku
sedikitnya mengerti hidupku sepekat warnanya
bukannya mengerti...
langit malah menjatuhkan airnya
aku menundukan wajahku...
menatap krikil-krikil kecil yang kupijak...
tersenyum miris mendapati langitpun tak ingin mengertiku...
lantas semasih aku dibawah langit,,,
Siapa yang akan mengertiku ?
jalanan pun memberi kerikilnya
langit menjatuhkan airnya
hanya tersisa pepohonan dipinggir jalan memberiku dahannya untuk berpegangan
sudi menopang tubuhku tanpa berkata mau menyelimutiku dengan daunnya yang berguguran
Pepohonan...
dibawah langit...
adalah sandaranku...
ditengah kepekatan...
Di Bawah Langit Malam
kucium kening bulan...
dalam sentuhan dingin angin malam...
ayat-ayat tuhan pun tak pernah bosan, memutar planet-planet dalam keseimbangan...
langit yang membentang menenggelamkanku ke jagat dalam...
kutemukan lagi ayat-ayat tuhan inti segala kekuatan putaran...
jagad yang menghampar membawaku ke singgasana rahasia, pusat segala energi dan cahaya membebaskan jiwa dari penjara kefanaannya....
kucium lagi kening bulan engkau pun tersenyum dalam penyerahan
SAJAK EMBUN
hanya karena cinta embun menetes...
dari ujung bulu matamu, membasahi...
rumput dan daun-daun, lalu meresap...
ke jantungku. cacing-cacing pun berzikir padamu, mensyukuri kodratnya tiap waktu
siapa yang menolak bersujud pada-Mu yang tak bersyukur karena karunia-Mu?
barangkali hanya orang-orang congkak itu...
orang-orang yang berjalan dengan kepala, mendongak ke langit sambil melirik..
dengan cibiran harimau
hanya karena cinta hujan menetes...
dari sudut pelupuk matamu, membasahi rambutku...
menyusup ke pori-pori tubuh, syaraf dan nadi...
menghijaukan kembali taman hatiku burung-burungpun bernyanyi karena ku berzikir dan bersujud pada-Mu– ya allah, ampuni adaku padamu!
Komentar