Senin, Maret 10, 2025

Novel: "Behind The Rain" Baba 3 Misi Damai Gagal Total

Bab 3: Misi Damai Gagal Total

Misi damai gagal total

Hari Senin pagi, Hana tiba-tiba mendapat pesan di grup penghuni apartemen. Pesan itu dikirim oleh pengelola, yang memberi tahu bahwa ada keluhan dari beberapa penghuni mengenai konflik antar tetangga. Sebagai respons, pengelola apartemen memutuskan untuk mengadakan sesi mediasi bagi penghuni yang bermasalah.

Dan siapa nama pertama yang disebutkan di daftar undangan?

Hana dan Raffa.

“Ya Allah, ini pasti gara-gara dia!” Hana membuang ponselnya ke sofa.

Seolah semesta mengerti kemarahannya, beberapa saat kemudian, Hana mendengar ketukan di pintunya. Ia membukanya dengan setengah hati, hanya untuk menemukan Raffa berdiri di sana dengan ekspresi malas.

“Kamu dapat undangan dari pengelola?” tanya Raffa sambil menyandarkan tubuhnya di kusen pintu.

“Ya, jelas. Kamu pikir siapa yang bikin aku ada di situasi ini?” balas Hana ketus.

Raffa tersenyum kecil. “Aku juga nggak senang, tahu. Tapi kita harus datang. Kalau nggak, denda seratus ribu per orang.”

Hana mendengus. “Aku nggak mau bayar denda. Jadi, aku akan datang. Dan aku akan bilang ke pengelola bahwa semua ini salah kamu.”

“Silakan saja. Aku juga bisa bilang hal yang sama soal kamu.”

Hana hanya memutar bola matanya sebelum menutup pintu dengan keras.

Di Ruang Mediasi

Sesi mediasi itu diadakan di ruangan kecil dekat lobi apartemen. Ada seorang staf pengelola yang bertugas sebagai mediator, seorang wanita muda bernama Fira, yang tampak ramah tapi tegas.

Hana datang lebih dulu, membawa notebook dan pena. Ia sudah siap mencatat semua argumennya untuk melawan Raffa. Tak lama, Raffa muncul dengan tangan kosong, mengenakan kaos hitam dan celana jeans santai.

“Selamat pagi, Mbak Hana. Senang sekali bertemu lagi,” sapa Raffa sambil duduk.

Hana hanya meliriknya sekilas.

Fira tersenyum lebar. “Oke, mari kita mulai. Saya dengar kalian berdua punya beberapa masalah sebagai tetangga?”

“Beberapa?” Hana tertawa sarkastik. “Mungkin lebih tepatnya banyak.”

Raffa mengangguk setuju. “Dia benar. Masalah itu datang dari dia.”

Hana langsung menoleh dengan tatapan tajam. “Masalah? Masalah apa? Justru kamu yang selalu bikin keributan!”

Raffa mengangkat bahu. “Aku nggak tahu apa yang kamu maksud. Aku cuma hidup seperti biasa.”

“Seperti biasa? Parkir sembarangan, musik keras, buang kardus di lorong, itu menurutmu biasa?”

Fira mengangkat tangan untuk menghentikan perdebatan. “Tenang, tenang. Kita di sini untuk menyelesaikan masalah, bukan menambahnya.”

Raffa bersandar di kursinya, tampak lebih santai. “Oke, Mbak Fira. Menurut saya, Mbak Hana ini terlalu sensitif. Dia harus belajar lebih santai. Hidup kan nggak harus selalu serius.”

Hana menghela napas panjang, mencoba menahan diri. “Ini bukan soal sensitif atau nggak. Ini soal aturan dan sopan santun.”

Fira mencatat sesuatu di buku catatannya sebelum bertanya, “Baiklah, apakah ada solusi yang kalian pikir bisa membantu?”

Hana langsung menjawab, “Dia harus berhenti mengganggu ketenangan orang lain. Itu saja.”

Raffa tersenyum tipis. “Dan aku cuma mau dia berhenti terlalu banyak mengeluh. Aku rasa itu adil.”

Fira terdiam sejenak, lalu menatap keduanya. “Bagaimana kalau kita buat kesepakatan sederhana? Misalnya, Raffa setuju untuk tidak memutar musik keras setelah jam 9 malam, dan Hana setuju untuk tidak terlalu reaktif terhadap hal-hal kecil.”

Hana memutar matanya. “Hal kecil? Ini soal prinsip.”

Raffa mengangkat tangan. “Aku setuju, deh, soal musik itu. Tapi aku nggak janji soal hal-hal lain. Aku orangnya spontan.”

Fira tersenyum lelah. “Baiklah. Kita mulai dari itu dulu. Kalau ada masalah lagi, kalian bisa lapor ke saya. Setuju?”

Hana mengangguk setengah hati. Raffa hanya tersenyum sambil berkata, “Setuju.”

Setelah Mediasi

Keluar dari ruangan mediasi, Hana merasa tidak puas. Ia yakin Raffa tidak akan benar-benar mematuhi kesepakatan itu.

“Lihat aja nanti,” gumamnya sambil berjalan ke arah lift.

Namun, saat ia masuk lift, Raffa menyusul dan berdiri di sebelahnya. Mereka terjebak dalam keheningan canggung.

“Kamu nggak suka, ya, sama aku?” tanya Raffa tiba-tiba.

Hana menoleh dengan ekspresi bingung. “Pertanyaan macam apa itu?”

“Aku cuma penasaran. Kamu kayaknya selalu marah-marah tiap ketemu aku.”

Hana mendengus. “Kalau kamu tahu jawabannya, kenapa masih nanya?”

Raffa tertawa kecil. “Aku cuma pengen tahu aja. Siapa tahu suatu hari nanti kamu berubah pikiran.”

Hana memutar matanya. “Nggak akan terjadi.”

Namun, jauh di lubuk hatinya, Hana merasa ada sesuatu yang aneh. Meskipun Raffa sering membuatnya kesal, ada bagian kecil dari dirinya yang mulai memperhatikan senyum santai pria itu.

Minggu, Maret 09, 2025

CONTOH PROPOSAL PENGAJUAN SARANA PRASARANA RT

CONTOH PROPOSAL SARANA PRASARANA RT

PROPOSAL SAPRAS RT

No       : 003/RT-06/09/II/2025

Lamp   :

Prihal   : Permohonan Pengadaan SAPRAS RT 006

  

Kepada Yth,

PT. Cita Lini Persada

Di

Tempat

 

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana berupa kursi pelastik, Gerobak Barang, Lampu Jalan, Terpal, perbaikan tenda dan speaker portable untuk menunjang setiap pelaksanaan kegiatan di lingkungan RT 006/002 Kelurahan Kunciran Jaya Kecamatan Pinang Kota Tangerang. Dimana salah satu hambatan yang kami alami saat ini adalah minimnya kas yang kami miliki.

Oleh karena kebutuhan kami yang begitu besar terhadap sarana prasarana tersebut, bersama ini kami mengajukan permohonan untuk dapat diberikan bantuan berupa :

1.      Kursi Pelastik Sebanyak 25 buah

2.      Gerobak dorong untuk mengagngkut tenda

3.      Terpal untuk tenda

4.      Lampu jalan sebanyak 25 buah (banyak yang mati)

5.      Speaker Portable untuk pengajian dan tahlil

6.      Perbaikan Tenda (di cat ulang dan pengelasan tenda yang patah)

Demikian permohonan ini kami buat, besar harapan kami agar permohonan ini dapat ditindak lanjuti, dan atas perhatian kami ucapkan terima kasih.


Tangerang, 09 Februari 2025

Sekretaris RT 006                                                                                           Ketua RT 006


 

Abdul Habibi                                                                                                  Hasan Sahara


 

I.         PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Sarana prasarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Pelaksanaan suatu proses pembangunan dapat terlaksana dengan baik apabila terdapat sarana dan prasarana yang menunjang sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat maksimal. Begitu pula pelaksanaan pemerintahan akan berjalan lancar apabila sarana dan prasarana memadai. Ketersediaan sarana prasarana yang menjadi inventaris merupakan alat yang disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh seluruh Masyarakat.

Dalam hal ini kami sangat membutuhkan sarana prasarana berupa tenda yang layak dipakai berikut dengan kursinya karena tenda dan kursi yang saat ini  kami miliki sudah rusak dan cendrung tidak dapat digunakan hal ini membuat Masyarakat RT 006 harus menyewa kursi dan tenda ketempat penyewaan dan ini memakan biaya yang tidak sedikit khususnya untuk warga yang tidak mampu, begitu juga saat terjadi musibah kematian dengan kondisi tenda dan kursi yang rusak membuat kami tidak dapat membantu dengan maksimal.

Selain tenda dan kursi kami juga sangat membutuhkan lampu jalan karena hampir semua lampu jalan yang ada sudah mati membuat suasana lingkungan menjadi gelap dan rawan kejahatan. Juga sarana pendukung seperti speaker portable yang mudah dibawa dan dapat digunakan untuk acara pengajian ataupun tahlil saat ada musibah kematian.

Berdasarkan latar belakang tersebut kami berharap kepada manajemen PT Cita Lini Persada berkenan untuk membantu merealisasikan pengadaan sarana prasarana seperti yang kami sampaikan diatas.

B.     TUJUAN

Tujuan pengadaan sarana prasarana tersebut sebagai inventaris RT 006 adalah sebagai berikut :

1)      Untuk menunjang pelaksanaan program dan kegiatan yang memadai.

2)      Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menyelenggarakan suatu acara

C.     RENCANA ANGGARAN BIAYA

Permohonan ini ditujukan untuk pengadaan Sarana dan Prasarana pendukung kegiatan sebagai berikut :

 

 

NO

KETERANGAN

JUMLAH DANA

1

Kursi 25 Buah X 90.000

Rp. 2.250.000

2

Gerobak dorong

Rp. 1.800.000

3

Lampu Jalan 25 X 40.000

Rp. 1.000.000

4

Terpat Tenda ukuran 6 X 4 M

Rp.    720.000

5

Speaker portable wireless

Rp. 4.000.000

6

Perbaikan Tenda (cat & Las)

Rp.     500.000

 

TOTAL

Rp. 10.270.000

Terbilang : Sepuluh Juta Dua ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah

II.         PELAKSANAAN KEGIATAN

A.    SUSUNAN PENGURUS RT 006/002

Ketua RT                                 : Hasan Sahara

Sekretaris                                : Abdul Habibi, S.E.Sy

Bendahara                               : Abdul Qadir Jaelani

Seksi Humas                            : 1. Agus Suminta

                                                    2. Tohari

Seksi Keamanan                     : 1. Mija

                                                    2. Tatang

Seksi Keagamaan                   : 1. Selamet Riyadi

                                                    2. Deri

                                                    3. Iwan

Seksi Inventaris                       : 1. Nurdin

                                                    2. Yandi

                                                    3. Jaya

                                                    4. Marsin        

III.         PENUTUP

Demikianlah Proposal ini kami buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Besar harapan kami semoga proposal ini dapat disetujui dan direalisasikan, atas perhatiannya kami ucapkan kami ucapkan terima kasih.

Novel "Behind The Rain" Bab 2 Tetangga Paling Menyebalkan

 Bab 2: Tetangga Paling Menyebalkan

Bab 2: Tetangga Paling Menyebalkan


Pagi itu, Hana bangun dengan perasaan setengah lega. Setidaknya, malam ini ia berhasil tidur tanpa terganggu oleh dentuman bass dari apartemen sebelah. Tapi, perasaan lega itu tidak bertahan lama.

Begitu keluar untuk membuang sampah ke lorong, ia menemukan kejutan baru: sebuah tumpukan kardus bekas yang menutupi hampir seluruh akses lorong. Tepat di depan pintu apartemen Raffa.

“Astaghfirullah.., dia ini nggak pernah belajar, ya?” Hana menggerutu sambil mencoba melewati tumpukan itu dengan hati-hati. Tapi saat dia melangkah, salah satu kardus justru jatuh dan hampir membuatnya tersandung.

Dengan kesal, Hana mengetuk pintu apartemen Raffa.

Ketukan pertama tak ada jawaban. Ketukan kedua, masih sepi. Akhirnya, dia mengetuk lebih keras. Tidak sampai lima detik kemudian, pintu terbuka. Raffa muncul dengan rambut acak-acakan, mengenakan kaos lusuh dan celana pendek.

“Apa lagi sekarang, Mbak Hana?” tanya Raffa dengan nada malas.

“Ini apa, Mas?” Hana menunjuk tumpukan kardus di depannya.

“Oh, itu. Barang-barang pindahan. Kenapa?”

“Kenapa?” Hana mengulangi dengan nada tinggi. “Ini bikin lorong kayak gudang. Gimana kalau ada orang yang lewat atau—”

“Aku kan baru pindah, wajar kalau ada barang-barang,” potong Raffa santai.

“Tapi ini lorong umum, bukan tempat penyimpanan barangmu!”

Raffa menggaruk kepala, tampak seperti orang yang tidak peduli. “Oke, oke. Nanti aku rapikan. Santai aja, Mbak.”

“Santai? Kalau aku jatuh gara-gara ini, kamu tanggung jawab?”

Raffa terkekeh kecil. “Kalau kamu jatuh, nanti aku angkat. Tenang aja.”

Mendengar itu, Hana merasa darahnya mendidih. “Tolong pindahkan sekarang!”

Raffa mendesah, lalu dengan enggan mulai mengangkat kardus-kardus itu satu per satu. Sementara itu, Hana berdiri dengan tangan terlipat di dada, memperhatikan dengan saksama seperti seorang supervisor yang sedang memarahi karyawan.

“Sudah puas, Mbak Hana?” tanya Raffa setelah selesai, dengan nada sedikit mengejek.

“Belum. Jangan bikin masalah lagi, ya.”

Raffa tertawa kecil. “Kalau aku nggak bikin masalah, kayaknya kamu bakal kehilangan hiburan, deh.”

Hana hanya mendengus sebelum berbalik dan masuk ke apartemennya. Ia benar-benar tidak habis pikir bagaimana ia bisa mendapatkan tetangga seperti Raffa.

Hari-hari Penuh Kekacauan

Malam harinya, Hana baru saja selesai mandi ketika suara musik keras dari apartemen sebelah kembali terdengar. Kali ini, bukan musik EDM, melainkan lagu-lagu dangdut remix yang entah dari mana Raffa mendapatkannya.

“Ya ampun! Kenapa setiap malam harus begini?” gerutunya sambil menutup telinga dengan bantal.

Namun, saat dia hendak mengetuk dinding lagi, sebuah ide muncul di kepalanya. Jika Raffa bisa mengganggunya, kenapa dia tidak membalas?

Hana segera membuka laptopnya dan mencari video dengan suara bayi menangis. Ia memutar video itu dengan volume penuh dan menempelkan speaker laptopnya ke dinding.

Hanya dalam hitungan menit, musik dangdut itu berhenti. Lalu, suara ketukan keras terdengar di pintu apartemennya.

Hana tersenyum penuh kemenangan sebelum membuka pintu. Di sana, berdiri Raffa dengan ekspresi bingung.

“Kenapa ada suara bayi menangis?” tanya Raffa tanpa basa-basi.

“Oh, itu. Aku cuma pengen hiburan aja,” jawab Hana santai, menirukan gaya bicara Raffa sebelumnya.

Raffa mengerutkan kening. “Hiburan?”

“Iya. Kamu kan sering bilang, hidup ini harus santai. Jadi, aku santai aja.”

Raffa mendengus pelan, lalu tiba-tiba tersenyum. “Kamu sengaja, ya?”

Hana mengangkat bahu dengan wajah polos. “Aku nggak tahu kamu ngomong apa.”

Raffa menatapnya sejenak, lalu tertawa kecil. “Oke, Mbak Hana. Kalau itu caramu membalas, aku terima tantangan ini.”

Hana menutup pintu dengan cepat, merasa cemas. Apa dia serius?

Tantangan Dimulai

Keesokan harinya, Hana menemukan sesuatu yang aneh di depan pintunya. Sebuah balon besar berbentuk hati dengan tulisan: “Jangan marah-marah terus, ya. Santai aja :)”

Ia memandang balon itu dengan bingung, lalu bergegas ke apartemen Raffa. Pintu langsung terbuka sebelum Hana sempat mengetuk.

“Kamu sengaja taruh ini, ya?” tanya Hana sambil mengangkat balon itu.

Raffa hanya tersenyum lebar. “Kamu kan butuh hiburan. Aku bantu.”

“Apa maksudmu?”

“Maksudku, hidup ini lebih indah kalau ada sedikit humor. Kamu terlalu serius, Mbak Hana.”

Hana memutar matanya, merasa percuma berdebat dengan pria itu. Tapi dalam hati, ia tidak bisa menahan diri untuk tersenyum kecil.

Sabtu, Maret 08, 2025

Novel "Behind The Rain" Bab 1 Perkenalan Penuh Emosi

Sinopsis

Hana, dia seorang Wanita yang bekerja disebuah kantor pemasaran, kehidupnya mulai berubah ketika ia terlibat dalam serangkaian peristiwa konyol dengan Raffa, tetangga barunya yang sombong tetapi menawan. Dimulai dari berbagai perselisihan kecil di antara mereka yang perlahan berkembang menjadi romansa tak terduga, dengan berbagai momen kocak, menyentuh, dan penuh kejutan.
"Behind The Rain"

Bab 1: Perkenalan Penuh Emosi

Hana melangkah keluar dari lift dengan ekspresi lelah. Kantong belanja di tangannya hampir robek karena terlalu penuh, dan tubuhnya terasa lemas setelah bekerja seharian di kantor. Di dalam pikirannya, ia hanya terlintas satu hal: berbaring di sofa sambil menonton serial drama korea favoritnya, ditemani segelas coklat hangat.

Namun, semua rencana yang melintas dipikirannya langsung buyar begitu ia melihat pemandangan di depan parkiran apartemennya.

Sebuah mobil SUV hitam besar terparkir dengan posisi menyerong, menutup hampir seluruh akses ke parkiran pribadinya. Hana menghentikan langkah, menarik napas panjang, dan memejamkan mata sejenak.

“Tenang, Han Tenang. Jangan marah-marah dulu. Mungkin ini cuma salah paham,” gumamnya pada diri sendiri.

Namun, rasa tenangnya langsung menguap begitu melihat ada tanda “Penghuni Tetap” di kaca mobil itu. Dengan cepat, ia menghampiri mobil tersebut dan mengetuk jendelanya. Tidak ada respons. Ia mengetuk lagi, kali ini lebih keras. Tetap tidak ada jawaban.

“Astaghfirullah, siapa sih yang parkir sembarangan gini?” gerutunya sambil melihat ke sekeliling. Area parkiran itu sunyi.

Saat hana masih berdiri dengan ekspresi sebal, suara langkah kaki terdengar dari arah lorong. Seorang pria muncul dari pintu apartemen sebelah, mengenakan hoodie abu-abu dan celana pendek, membawa kantong plastik kecil berisi snack.

Pria itu terlihat santai, bahkan terlalu santai untuk situasi ini. Wajahnya lumayan tampan, dengan rahang tegas dan alis tebal yang menambah kesan percaya diri. Namun, bagi Hana, aura pria itu hanya mempertegas bahwa dia adalah manusia yang menyebalkan.

“Eh, mobil ini punya kamu?” tanya Hana dengan nada tegas, sambil menunjuk SUV hitam itu.

Pria itu berhenti sejenak, lalu mengangguk. “Iya, kenapa?”

Hana ternganga. “Haaahh… Kenapa? Karena kamu parkir sembarangan, itu kenapa! Aku bahkan nggak bisa masuk ke parkiranku sendiri. Ini parkiran penghuni, tahu?”

Pria itu mengangkat alis, seolah tak terpengaruh dengan nada tinggi Hana. “Oh, maaf. Aku cuma sebentar kok. Lagi nunggu kiriman.”

“Sebentar atau lama, itu tetap nggak sopan!” Hana mulai kehilangan kesabaran.

Pria itu menghela napas panjang, lalu dengan santai berkata, “Baiklah, aku pindahkan. Tapi santai saja ya mba ya, nggak usah marah-marah gitu. Hidup ini nggak perlu setegang itu ko.”

Kalimat itu sukses membuat darah Hana mendidih. Namun, ia menahan diri untuk tidak membalas. Pria itu masuk ke mobilnya, memundurkannya ke posisi yang benar, lalu keluar lagi. Sebelum kembali ke apartemennya, dia sempat menoleh ke arah Hana.

“Selesai, ya Mbak. Sudahkan sekarang sudah tidak terhalang lagi, sudah puaskan?” ujarnya sambil tersenyum tipis.

Hana mendengus. “Ini bukan soal puas atau nggak ya mas ya. Ini soal sopan santun.”

Pria itu hanya mengangkat bahu sebelum masuk ke apartemennya dan menutup pintu dengan santai. Hana berdiri terpaku di tempatnya, dan masih merasa sangat kesal dengan pria arogan itu.

“Dasar manusia menyebalkan,” gumamnya sambil membawa kantong belanja masuk ke apartemennya.

Apartemen Hana

Setelah meletakkan kantong belanja di dapur, Hana menjatuhkan diri ke sofa. Ia mencoba melupakan kejadian tadi dan fokus pada serial drama favoritnya. Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama.

Dari dinding sebelah, terdengar suara musik dengan dentuman bass yang keras. Hana langsung menegakkan tubuhnya. Lagu EDM mengguncang ruangan, membuat suasana yang tadinya tenang berubah menjadi bising.

“aarrrggghhhh…. Dia muter musik kencang gitu malam-malam?” Hana menutup kedua telinganya dengan bantal di sofa.

Dia mencoba menenangkan diri dengan menyumpal telinga menggunakan earphone, tapi dentuman itu terlalu kuat untuk diabaikan. Akhirnya, dia berdiri dan mengetuk dinding dengan keras.

“Hey! Bisa kecilin musiknya nggak?” teriak Hana.

Tidak ada respons. Musik itu tetap berdentum seperti pesta tengah malam. Hana meraih ponselnya, mengetik pesan ke grup penghuni apartemen.

Hana: “Tetangga di unit 304 bisa nggak pelan-pelan sedikit? Ini sudah lewat jam 9 malam!”

Tak lama, sebuah pesan masuk.

Penghuni 304: “Santai aja, Mbak. Aku lagi butuh hiburan. Kalau keberisikan, pakai earplug aja.”

Hana hampir melempar ponselnya. Dia mendengus keras, lalu menulis balasan:

Hana: “Pakailah sopan santun, Mas. Ini bukan studio musik, ini apartemen!”

Namun, pesan itu tidak direspons lagi. Musik tetap berdentum keras, membuat Hana merasa frustasi.

Keesokan Harinya

Keesokan pagi, Hana berjalan ke arah lift sambil membawa laptop dan tas kerja. Di depan lift, dia bertemu pria dari unit 304 itu lagi. Kali ini, pria itu terlihat lebih rapi dengan kemeja putih dan celana bahan hitam.

“Pagi,” sapa pria itu dengan senyuman yang menurut Hana lebih seperti ejekan.

Hana hanya mendengus, tidak ingin memulai percakapan.

Lift terbuka, dan mereka berdua masuk. Dalam keheningan yang canggung, pria itu tiba-tiba berkata, “Oh ya, soal tadi malam, maaf ya kalau terlalu berisik. Aku nggak sadar sudah larut malam.”

Hana menoleh dengan ekspresi skeptis. “Benarkah? Kamu kayaknya sadar banget, deh.”

Pria itu terkekeh. “Aku Raffa, by the way. Tetangga barumu.”

Hana hanya mengangguk dingin. “Hana.”

Raffa mengangguk dengan senyum lebar. “Nice to meet you, Mbak Hana yang suka tegang.”

Hana memutar mata, memilih diam sampai lift tiba di lantai dasar. Dalam hati, dia berharap tidak perlu berurusan lagi dengan pria menyebalkan itu. Tapi, entah kenapa, firasatnya berkata bahwa hidupnya baru saja menjadi sedikit lebih rumit.

Rabu, Maret 05, 2025

CONTOH SOAL ESAY MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

 CONTOH SOAL ESAY MATA PELAJARAN SOSIOLOGI 

1. Jelaskan pengertian sosiologi menurut para ahli!

Jawaban:
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi sosial, struktur sosial, dan dinamika masyarakat.
Beberapa definisi dari ahli:

  • Auguste Comte: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat secara ilmiah untuk menemukan hukum-hukum sosial.
  • Emile Durkheim: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial, yaitu cara bertindak, berpikir, dan merasakan yang berada di luar individu tetapi memengaruhi mereka.
  • Max Weber: Sosiologi adalah ilmu yang memahami tindakan sosial individu dan bagaimana tindakan tersebut memiliki makna.

2. Sebutkan dan jelaskan empat ciri utama sosiologi sebagai ilmu!

Jawaban:

  1. Empiris – Berdasarkan observasi dan penelitian, bukan spekulasi.
  2. Teoritis – Mengembangkan teori berdasarkan hasil penelitian sosial.
  3. Kumulatif – Teori-teori yang ada diperbaiki dan diperbarui dari penelitian sebelumnya.
  4. Non-etis – Tidak menilai baik atau buruk, tetapi bertujuan untuk memahami realitas sosial.

3. Jelaskan perbedaan antara interaksi sosial asosiatif dan disosiatif!

Jawaban:

  • Interaksi sosial asosiatif mengarah pada kerja sama dan keharmonisan, misalnya kerja sama, akomodasi, dan asimilasi.
  • Interaksi sosial disosiatif mengarah pada konflik atau persaingan, misalnya pertentangan, kontravensi, dan konflik sosial.

4. Sebutkan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial!

Jawaban:

  1. Kontak sosial – Bisa langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media).
  2. Komunikasi – Penyampaian pesan yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak.

5. Jelaskan perbedaan antara status sosial dan peran sosial!

Jawaban:

  • Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat, seperti guru, dokter, atau mahasiswa.
  • Peran sosial adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang berdasarkan statusnya, misalnya seorang guru mengajar siswa di kelas.

6. Sebutkan dan jelaskan tiga bentuk mobilitas sosial!

Jawaban:

  1. Mobilitas vertikal – Perubahan status sosial naik atau turun, misalnya karyawan yang dipromosikan menjadi manajer.
  2. Mobilitas horizontal – Perpindahan status sosial yang sederajat, misalnya guru pindah mengajar ke sekolah lain.
  3. Mobilitas lateral – Perpindahan tempat tinggal atau pekerjaan tanpa mengubah status sosial, misalnya pekerja dari desa pindah ke kota.

7. Apa yang dimaksud dengan pranata sosial? Sebutkan contohnya!

Jawaban:
Pranata sosial adalah sistem norma dan aturan yang mengatur perilaku individu dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Contohnya:

  • Pranata keluarga (misalnya pernikahan dan pola asuh anak).
  • Pranata ekonomi (misalnya sistem perdagangan dan perbankan).
  • Pranata pendidikan (misalnya sekolah dan universitas).

8. Sebutkan dan jelaskan tiga faktor yang menyebabkan perubahan sosial!

Jawaban:

  1. Faktor internal – Misalnya pertumbuhan penduduk dan inovasi teknologi.
  2. Faktor eksternal – Misalnya pengaruh budaya asing atau bencana alam.
  3. Faktor kontak dengan budaya lain – Interaksi dengan masyarakat lain yang membawa perubahan nilai dan norma.

9. Jelaskan pengaruh globalisasi terhadap perubahan sosial di masyarakat!

Jawaban:
Globalisasi membawa berbagai perubahan sosial, seperti:

  • Positif: Memudahkan akses informasi, mempercepat perkembangan teknologi, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
  • Negatif: Hilangnya budaya lokal, meningkatnya kesenjangan sosial, dan munculnya gaya hidup konsumtif.

10. Apa yang dimaksud dengan konflik sosial? Sebutkan dua penyebab utama konflik sosial!

Jawaban:
Konflik sosial adalah pertentangan antara individu atau kelompok dalam masyarakat yang terjadi karena perbedaan kepentingan atau pandangan.
Dua penyebab utama:

  1. Perbedaan kepentingan – Misalnya konflik antara buruh dan pengusaha tentang upah.

Perbedaan budaya – Misalnya konflik antar suku atau agama akibat perbedaan nilai dan kebiasaan.

Featured Post

Novel "Behind The Rain" Bab 6 : Undangan Tak Terduga

  Bab 6: Undangan Tak Terduga Hari itu, Hana baru saja selesai membereskan pekerjaannya saat sebuah pesan muncul di grup penghuni aparteme...