Selasa, Juli 26, 2022

BALADA TELUR MATA SAPI

Hari ini aku hanya ingin bernyanyi. Bernyanyi lagu ciptaanku sendiri yang aku beri judul “Balada Telur Mata Sapi”. Haa…Kalian pasti bingung bagaimana lirik dan notasi tangga lagunya?. Akupun sama seperti kalian, aku bingung mengepreksikan rasa yang ada didalam diriku. Karena yang ada dihadapanku kali ini hanya sebutir telur mata sapi dengan nasi yang sudah dingin. Sepintas melintas dipikiranku bertanya-tanya mengapa ini disebut telur mata sapi? Padahal yang kawin itu ayam, yang bertelur juga ayam, dan yang mengerami juga ayam lantas mengapa berubah menjadi telur mata sapi. Aaaaahhhh…. Ada ada saja otak ini, telur ya telur, sapi ya sapi. Telur mata sapi hanyalah istilah yang mungkin aku lebih kenal dengan telur ceplok. Iya telur ceplok, makanan yang paling mudah dan sederhana. Itulah yang aku lihat, makanan dengan label untuk rakyat sederhana seperti aku. Dia juga termasuk salah satu bahan makanan pokok yang tidak pernah absen dari sekantong plastik bantuan pemerintah. Itupun sudah menjadi rebutan, banyak yang rela mengantri, berdesak-desakan bahkan tak jarang yang menggerutu karena namanya tidak tercatat dilembar kertas berlogo khas seperti disurat-surat identitas formal yang aku miliki.

Tak terasa telur mata sapi dengan nasi yang sudah dingin itu sudah mulai habis aku lahap. Ditemani dengan siaran berita di TV berukuran 14 inc berbentuk tabung milik sebuah warung kopi yang aku singgahi. Dengan memesan segelas kopi aku sudah bisa beristirahat sambil menyantap bekalku. Mungkin ada sedikit rasa malu, tapi rasa itu kalah dengan lapar yang saat ini aku rasakan. Aku potong telur mata sapi tanpa rasa bersalah aku masukkan kerongga mulutku tanpa ampun disusul nasi dan begitu terus sampai tak tersisa lagi, tak peduli dengan laki-laki tua yang saat itu duduk tepat didepanku sambil asik menyeruput kopi dan sebatang rokok terapit diantara dua jari. “asuu, asuu …wong edan”, suaranya lantang dan Nampak kesal sekali. Pandanganku langsung ku arahkan ke TV yang gambarnya sudah tak beraturan lagi. Jelas sekali sang penyiar sedang menyiarkan minyak goreng yang dikorupsi oleh tuannya sendiri. Pantas saja pak tua itu begitu kesal. Ia menggerutu dengan bahasa daerahnya, entah apa yang ia katakan sedikitpun aku tak mengerti. Aku hanya mengernyitkan dahi dan sedikit melemparkan senyum ke arahnya. “jaman saiki, sing kaya tambah kaya, sing miskin tambah miskin, wong edaaan wong edaan”. Lanjutnya sambil asik menghisap sebatang kretek yang sedari tadi aku lihat habis dimakan angin.

 Melihat berita itu dibenakku timbul rasa kasihan. Ya, rasa kasihan pada si minyak goreng, dia dikhianati tuannya sendiri. Seketika aku jadi teringat telur mata sapi yang sudah habis aku lahap tadi. Telur mata sapi dan minyak goreng keduanya tidak bisa dipisahkan, mereka memiliki jalinan persahabatan. Telur mungkin tidak akan menjadi mata sapi jika tidak dibantu oleh si minyak goreng. Hubungan mereka sangat erat dan saling bergantungan satu sama lain. Dan hebatnya mereka tidak pernah saling menghianati, tidak seperti minyak goreng dengan tuannya tadi. Aku sampai tersenyum sendiri, sampai sejauh itu aku berhalusinasi mana mungkin telur mata sapi bersedih dia sendiri tidak memiliki perasaan. Berbeda dengan aku, tiap jam, menit dan detik perasaan ku selalu berubah-ubah. Kadang positif dan kadang negatif mereka saling tarik-menarik, dorong-mendorong dan pada akhirnya yang kuat imanlah yang akan menang. Orang yang tidak memiliki iman yang kuat pasti akan mudah sekali tergoda melakukan hal-hal tak baik. Tidak bisa dipungkiri memang, aku sebagai manusia kerap kali memiliki keinginan yang tidak terbatas. Ingin ini, ingin itu, yang terkadang keinginan itu bertolak belakang dengan kemampuan yang aku miliki. Aahhh… semua itu sebenarnya datang dari diri sendiri, atau mungkin karena kurang rasa bersyukur dan akhirnya terjerumus seperti si tuan dalam siaran berita tadi. Karena orang tamak selalu memiliki hasrat menambah harta dan kekayaannya walau harus merugikan orang lain. “yo wis mbae, piro?” pak tua sudah mulai bangun dari duduknya dengan menyisakan ampas kopi digelas kaca yang sudah Nampak tak bening lagi. Akupun tak jauh beda telur mata sapi ku sudah tak ada sisa, kopipun hanya meninggalkan ampas. Sudah waktunya aku harus lanjut bekerja.

Alamak… semenjak tersiar di TV seketika itu juga minyak goreng menjadi sangat terkenal. semua orang mulai membicarakannya, diteras rumah, warung kelontong, pasar dan bahkan perkantoran. Orang-orang juga mulai mencarinya. karena sejak berita tersiar minyak goreng perlahan mulai menghilang, sekalipun ada ia jual dirinya dengan sangat mahal. Ibu-ibu berteriak, tukang gorengan berteriak, dan semua orang berteriak. Aku membayangkan, minyak goreng semakin dielu-elukan apa mungkin ia masih mau bersahabat dengan telur mata sapi? Dan bagaimana perasaan telur mata sapi? Melihat sahabatnya dibicarakan seantero negeri ini. Jika itu benar terjadi telur mata sapi pasti sangat bersedih. Ada-ada saja fenomena di negeri ini.

bersambung .......

PRIA SUKSES WANITA HEBAT


Saya pernah mendengar sebuah idiom, bahwa dibalik pria sukses ada wanita hebat dibelakangnya. Seketika timbul pertanyaan di otak saya. Wanita hebat yang seperti apa yang dimaksud?  Sementara yang saya lihat hampir seluruh manusia diplanet bumi ini, terkekang dan tergenggam oleh teknologi telpon genggam. Sebuah alat kecil, yang dapat mematikan karakter majikannya. Yang berhasil mengubah budaya wanita rumah tangga menjadi wanita yang doyan berkumpul dengan teman-teman semasa sekolah dengan alasan reunian dan arisan. Merubah wanita yang senang nyanyian menina bobokan menjadi nyanyian riang bahkan tak segan bergoyang memegang uang saweran. Dan tak jarang, dari mereka menepuk dada karena bangga memajang foto wajah merona dan bibir merah merekah yang dimanyun manyunkan. Lekuk tubuh berbentuk, yang menurut saya lebih mirip lekukan pas bunga taman jajan dari pada gitar spanyol tak lupa mereka pamerkan. Haaa…. Miris sekali memang melihat gerut wajah yang tak seimbang dengan tingkah laku yang terpampang. Apa mungkin karena wanita lebih sering menggunakan otak kanannya, sehingga mereka lebih mampu melihat dari berbagai sudut pandang dan mengambil kesimpulan. Akhirnya mereka beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan adalah baik berdasarkan sudut pandang dan kesimpulan otak kanannya. Sebagai pria normal tentu saja saya membandingkan dan melawan dengan otak sadar saya.

 Jika yang mereka lakukan adalah benar, maka sudah seharusnya keluarga mereka akan menjadi keluarga yang hangat dengan tali percintaan yang erat. Karena keluarga adalah harta yang paling berharga didunia ini. Karena setiap orang bisa belajar arti sebuah ketulusan cinta, kasih sayang, dan kebersamaan didalamnya. Keluarga juga seharusnya menjadi pundak pertama saat masalah rumit dan menghimpit menimpa. Tapi nyatanya prilaku itu justru memberi dampak buruk. Tak jarang sebagian dari mereka yang pada akhirnya terjun kejurang cinta terlarang, dan pada akhirnya merasa nyaman dengan keadaan. Ketulusan cinta, kasih sayang dan kebersamaan dalam keluarga akhirnya hancur dan lebur tergerus cinta yang datang tiba-tiba. rasanya mungkin saja tepat tapi datang pada waktu yang salah. mengapa harus hadir disaat semua sudah terikat. Mengapa harus datang disaat semua sudah tersusun. Rasanya tidak mungkin Keharmonisan cinta yang sudah dibangun bertahun tahun harus hilang karena cinta yang lain. Sebagai manusia yang diberikan keistimewaan harusnya kita mampu menilai mana yang baik dan buruk. Mampu melihat dampak kedepan yang akan terjadi. Tapi itulah satu sisi dari wanita dibumi ini yang saya temui. Ketika saya berjalan, berlari, makan, minum dan meonton TV.

Jadi yang mana wanita hebat itu? Mungkin wanita hebat adalah wanita yang ketegarannya setegar batu karang, dan kesabarannya sesabar tetesan air yang melubangi bebatuan. Wanita yang gurat senyumnya mampu memeluk emosi. Wanita yang menyimpan tetesan airmata dikantung matanya dan membuat bendungan sebesar tembok cina, semua ia lakukan agar air matanya tak tumpah karena ia takut membuat prianya menjadi patah. Atau, memang dasar Prianya saja yang hebat. Yang dengan sabar Mendidik keegoisan menjadi pluralis, yang dengan sabar menumbuhkan rasa bangga terhadap apa yang ada dihadapannya dan mematikan rasa membandingkan terhadap yang lain. Atau, pria yang dengan sabar membangun rasa percaya dan mengikis cemburu hingga yang terbesit dalam hati wanitanya adalah “aku bahagia menjadi bagian dari hidupmu, maka apapun yang terjadi aku akan rela merasakan perihnya hati ini, asalkan aku ada bersamamu”. Mendengar kata-kata seperti itu lelaki sejati mana yang tidak semakin kuat, semakin gagah, dan semakin berani. Jadi wajar saja jika sukses menghampiri mereka, karena seribu tantangan pasti tidak akan membuat pria sejati gentar, ia akan terus maju sampai lelah benar benar tak terkendalikan, hingga membuatnya tumbang.

Jika dibelakang pria sukses ada wanita hebat, lalu ada siapa dibelakang wanita sukses?. Adakah pria dengan ketegaran setegar batu karang? Adakah pria yang sabar, sesabar tetesan air yang melubangi bebatuan?. Atau mungkin dibelakang mereka ada pria hebat yang lari dari tanggung jawab karena tak kuat dengan keegoisan, selalu membandingkan, dan cemburuan?. Saya hampir tak percaya, nyatanya berapa banyak wanita sukses yang bisa bangkit karena ditinggalkan prianya. Tidak bermaksud untuk membanggakan wanita dan menjatuhkan kaum pria. Karena saya sendiri sorang pria dan tak tega meninggalkan wanita dalam keadaan berurai air mata apalagi sampai meninggalkan luka. Saya hanya bagian dari manusia yang miris melihat sifat laki-laki yang mudah melepas tanggung jawabnya tanpa memikirkan perasaan pasangannya. Apa mungkin karena laki-laki hanya memiliki verbal center pada salah satu bagian otaknya sehingga lebih mudah mengambil keputusan tanpa melibatkan perasaan. Padahal Laki-laki hebat adalah lelaki yang mampu bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya. Berkuasa, berani dan tegas sudah seharusnya menjadi karakteristiknya. Dan semua dilakuakan atas dasar cinta kepada keluarganya.

Pria dan wanita adalah ciptaan Tuhan yang maha Esa, yang kemudian disebut sebagai manusia sebaik-baik ciptaan-Nya. Sebagai makhluk yang dispesialkan sudah sepatutnya kita bersyukur karena diberi keunggulan yang melebihi makhluk-makhluk lain. Bersyukur dengan apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya. Bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki saat ini. Sebagai makhluk terbaik ciptaan-Nya kita juga seharusnya mampu melawan sifat-sifat buruk, melawan sekuat tenaga karena takut ingkar kepda-Nya. Hidup itu sebentar maka berdamailaah dengan rasa dan jinakkanlah hawa nafsu kita.

Semoga kita senantiasa dimudahkan dan diistiqomahkan untuk selalu menanamkan kebaikan.

Featured Post

novel "Behind The Rain" Bab 5: Masalah di Kelas Memasak

  Bab 5: Masalah di Kelas Memasak Minggu pagi itu, Hana memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sudah lama ingin ia coba: mengikuti kelas ...